Jenis kesenian khas Banyumasan lain yang juga hampir punah adalah Bagalan. Kesenian teatral jalanan ini biasa dimainkan untuk doa keselamatan perhelatan pernikahan bagi pasangan anak bungsu yang mendapatkan anak sulung. Begalan digelar dalam bentuk teater yang didalamnya ada tokoh begal/perampok, dan yang dirampok, kemudian ada peran tritagonis sebagai pelerai saat peristiwa perampokan berlangsung. Barang-barang yang dirampok itu nantinya akan dikarotobosokan oleh si pelarai. Misalnya barang berupa cangkir, itu artinya setiap pengantin harus nyancang pikir. Begitu pula soal cikrak (tempat mengambil sampah) juga bermakna diencik rakrak (diinjak bisa bikin luka kaki). Ini merupakan jenis kesenian pertunjukan penuh perlambang dan petuah diselingi tembang-tembang Banyumasan dalam iringan gamelan format sederhana. Meski sudah jarang muncul grup baru, tetapi kelompok kesenian Begalan masih sering pentas di berbagai perhelatan pernikahan. Kelompok kami masih sering ditanggap untuk Mbegal di berbagai upacara pernikahan. Lumayan. Jika dirata-rata sebulan bisa pentas sampai 3 kali. Setiap pentas, yakni sampai 7 orang, masing-masing mendapat uang lelah Rp 200 ribu. Ya lumayan bisa untuk imbuh-imbuh penghasilan harian kata Joni Jonte (40), koordinator Grup Begalan Sumbang, Banyumas. Kesenian genjring juga amat khas untuk Banyumas. Musik dari bebunyian rebana yang tumbuh di Banyumas ini beda dengan kesenian rebana daerah lain, karena di Banyumas selain menggunakan model membunyikan babon, karon, kalu, kapat dan bedug, juga lagu-lagu yang dilontarkan amat mBanyumas, yakni rancak dan penuh dinamis. Kesenian ini terus saja hidup dan ditanggap di berbagai pesta, seperti untuk pernikahan, sunatan atau syukuran habis panen.Saya masih sering ditanggap pentas nggenjring sebulan 4 kali. Sekali pentas saya dapat honor minimal Rp 150 ribu tutur Kus Bendol (45) koordinator Grup Genjring Istiqomah Ajibarang, Banyumas. Untuk kesenian khas Banyumasan yang masih ramai untuk tanggapan pentas adalah Lengger atau Ronggeng Banyumasan. Kesenian ini seperti tayub Yogyakarta, tetapi dengan iringan musik calung bambu dan lagu-lagu Banyumasan. Karena kesukaan wong Banyumas pada irama-irama rancak, maka pertunjukan Lengger atau Calung Banyumasan ini pun lebih bergairah manakala menguakkan pertunjukan tarian gengsot dalam lagu yang rancak, gembira bahkan sering seronok itu. Dalam buku Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari disebutkan, pertunjukan ronggeng menjadi magnit seksual laki-laki penontonnya dengan mbancer/ngibing yang saweran duitnya selalu dimasukkan ke dalam kutang si ronggeng/lenggernya saat pinggul digoyang erotis. Karena bentuk pertunjukan yang penuh gengsot, syair/parikan seronok seperti itu, ditambah musiknya yang super rancak, menjadikan kesenian ini terus saja hidup dan berkembang. Nama-nama lengger mBanyumas seperti Astuti, lengger pemecah rekor รข€˜Gengsot Terlama Se Dunia versi MURI tahun 1999 tersebut sampai sekarang masih eksis dan laris ditanggap pentas.
Bahkan sekarang di Banyumas muncul lengger yang akan pentas di Folklore World Festival, Praha Republik Ceko, Sukini. Wanita asal Desa Datar, Banyumas ini memang sedang naik daun dan banyak dibicarakan masyarakat yang suka nonton ronggeng tersebut. Seni ngibing khas Banyumas, gengsot, domaktingting joss itu memang telah menjadi penghidupanku, mata pencaharianku. Penonton yang ikut ngibing gengsot, mbancer juga silakan saja aku malah makin suka karena ada duit sawer yang menambah penghasilanku ngronggeng. Meski senang, menjadi ronggeng memang sulit. Pasalnya selain harus pintar menari yang menggairahkan, juga harus bisa sambil nembang Banyumasan secara bagus papar Sukini.
Bahkan sekarang di Banyumas muncul lengger yang akan pentas di Folklore World Festival, Praha Republik Ceko, Sukini. Wanita asal Desa Datar, Banyumas ini memang sedang naik daun dan banyak dibicarakan masyarakat yang suka nonton ronggeng tersebut. Seni ngibing khas Banyumas, gengsot, domaktingting joss itu memang telah menjadi penghidupanku, mata pencaharianku. Penonton yang ikut ngibing gengsot, mbancer juga silakan saja aku malah makin suka karena ada duit sawer yang menambah penghasilanku ngronggeng. Meski senang, menjadi ronggeng memang sulit. Pasalnya selain harus pintar menari yang menggairahkan, juga harus bisa sambil nembang Banyumasan secara bagus papar Sukini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar